Kenapa anda harus ikut menyumbang dana buat Wikipedia...
Internet sekarang sudah jadi istilah sehari-hari... dr anak sd sampai pejabat semua merasa perlu menggunakannya. Atau paling tidak merasa perlu tahu apa itu internet. Well apa sih yg kita tahu sejauh ini ttg internet ?
Dari survey nggak sengaja kalau pas lagi ngomongin internet dgn berbagai kalangan, makna internet secara umum praktis hanya :
2. Sarana komunikasi yg sebatas e-mail, chatting atau yg lagi marak -jejaring sosial.
3. Sarana hiburan yg sebatas game online, video, audio.
4. Sarana berdagang yg sebatas online store dan e-banking
Buat generasi yg begitu mbrojol fotonya sudah masuk internet gara-gara orang tuanya eksis di internet keberadaan internet makin tersepelekan. Ibarat udara... yg betapapun pentingnya dianggap memang harus ada dan tidak istimewa.
Gua sempet ngalamin masa sebelum ada internet. Masa dimana informasi paling update itu cuma koran. TV cuma satu stasiun en ya know how it is... coba aja liat... masih seperti dulu koq. Buku mahal, makanya gua end up ngoleksi kartu perpustakaan. Apa-apa SELALU telat nyampe kesini. Ditambah waktu yg dibutuhkan buat memahami, mempelajari, pengetahuan kita praktis kadaluarsa begitu selesai update. Kecuali buat orang-orang tertentu yg kenal orang-orang tertentu yg kerja buat organisasi-organisasi tertentu.
Informasi yg nyampe biasanya hasil keputusan orang bahwa "dah deh loe tahu ini ajah". Nggak pernah punya kebebasan milihsumbernya apalagi klarifikasi. Dalam konteks ini kondisnya diperparah sama orang yang memang berdagang informasi. Akses informasi jadi rumit dan mahal. Suka nggak suka kita cuma bisa jadi pemakai. Pengekor.
Sampai munculnya internet.
Dengan hadirnya internet, buat pertama kalinya dalam sejarah umat manusia informasi itu jadi gratis. Ini yang sekarang dianggap remeh. Gua mau loe berhenti dan renungkan frasa ini "Informasi gratis." Tentang apa aja nggak pake tapi. APA SAJA.
Loe liat sesuatu yg menarik di tv loe search en loe bisa baca mulai dr obrolan orang umum sampe telaah pakar ttg hal itu.Pusing baca, simpan. Besok lanjut. Loe baca buku en loe nggak setuju sama pengarangnya loe e-mail pengarangnya. Hampir selalu komentar loe dihargai. Ajakan debat loe di ladenin. Loe baca insiden politik di koran loe search en bisa dapet perspektif semua pihak en jadi lebih jelas duduk perkaranya. Semua orang berlomba-lomba kalo nggak jadi insinyur, jadi dokter... loe cuma pengen jadi penyair. Di dunia nyata loe diketawain. Tapi loe bisa search en bisa kontak dengan bukan satu atau dua, tapi ratusan orang dengan hasrat yg sama. Yang ngomong pun dengan gaya sastra. Dan yang palling yahud, loe demen sama bidang terntetu loe search en ketemu organisasi yg menggeluti bidang itu en loe bisa "pesen" kalau ada info baru kirim ke loe.
Tiba-tiba kedudukan loe SAMA dengan orang seantero jagad. Begitu mereka tahu, loe juga tahu. DAN SEBALIKNYA. Tiba-tiba pengetahuan seluruh dunia ada diujung jari loe. Yang perlu loe punya cuma keingin tahuan. Tukang taksi bisa paham luar dalam ttg mekanika kuantum, penjual gado-gado bisa ngerti aturan 20/80 dlm bisnis, anak sd bisa bikin program buat orang buta dan berbagai anomali lainnya.
Informasi ttg apa saja, gratis.
Renungkan dan bikin anak-anak loe paham nilai sesungguhnya dr kemampuan buat online.
Buat punya duit loe musti kerja, buat kerja loe musti pinter, buat jadi pinter loe musti sekolah, buat sekolah loe butuh duit. Internet memutuskan lingkaran setan ini. Malah lebih bergantung seberapa kuat niat loe.
Di dunia nyata apa-apa itu nggak mungkin gratis karena ada konsep untung rugi. Konsep untung rugi bisa ada karena ada konsep kepemilikan. Nggak tahu siapa yang mulai tapi somewhere di masa lalu kita memutuskan kita bisa MEMILIKI apa yg ada di alam. Mulailah persaingan punya gua segini loe berapa. Kalau bisa dapet banyak tapi cuma dapet sedikit, loe rugi, loe bego. Akhirnya pakemnya makin banyak makin baik. Ketika konsep duit diperkenalkan, kepemilikan disederhanakan jadi secarik kertas. Money is power.
Di dunia maya konsep kepemilikan TIDAK HARUS ada. Kalau tidak ada konsep kepemilikan tidak ada untung rugi. Yang ada cuma bagus, jelek, berguna atau sampah. Loe nggak perlu beli karena apa yg ada loe boleh pake, loe nggak perlu jual karena apa yg loe bikin orang boleh pake. Nafsunya bukan keserakahan, tapi keingintahuan. Yang dikejar bukan keuntungan, tapi kesempurnaan. Kepuasan berkarya.
Inilah yang melahirkan budaya-budaya seperti gerakan open source, platform wiki, etos peretas, copyleft (common creative) sampai yang lagi seru-serunya WEB 2.0 yg diwujudkan dengan jejaring sosial. This is what the internet is all about.
Wikipedia adalah salah satu produk dr budaya dan semangat itu. Yang jadi bukti nyata transaksi itu nggak mesti jual beli. Tapi bisa simply barter. Give and take. Sharing. Meski wibawa otoritasnya nggak ada tapi kualitasnya nggak kalah dengan produk institusi. Dalam beebrapa aspek malah lebih bagus. Karena orang ngisi wikipedia bukan karena dibayar tapi karena dia demen. Dia cinta. Nggak pernah terpaksa.
Wikipedia adalah bukti bahwa kita bisa mengubah keadaan kalau mau. Menegaskan bahwa harapan buat dunia yang lebih baik dan lebih bersahabat bukan isapan jempol dan tidak naif.
Jangan biarkan harapan itu mati.
Lestarikan wikipedia.
Klik banner dibawah ini atau di paling atas sana.
written By Mas Judge
Posting Lebih Baru Posting Lama